Selasa, 15 Juli 2008

Wanita begitu mulia

Pernahkah kita menyadari mulianya seorang wanita, wanita sosok yang terlihat rapuh dan ringkih dalam makna perasaan serta hatinya, wanita sosok yang seorang lelaki banyak tiada mengerti akan apa yang ada pada diri mereka, wanita sosok yang mampu sembunyikan rasanya hingga yang terdalam serta hanya pancaran air matanya yang mampu bicara, wanita yang sabar serta sikap menerimanya adalah pancaran indah pesona seluruh kecantikan dunia. Hal yang setiap orang harus beri pada seorang wanita adalah pengertian akan hal baik maupun buruk yang tercetus dalam tingkah polahnya. Kesabaran dalam setiap perangai dan sikapnya, berkata disaat ia melupakan hal baik dalam dirinya, menuntun saat ia meniti keburukannya pada kebaikannya, melupakan disaat ia melukai setiap kali anda berkata. Wanita begitu setia menanti kesedihan dan begitu setia menemani keriangan.

Sosok seorang wanita yang tak pernah henti kukagumi walaupun tak pernah aku berkata akan kekaguman ini, Ibu, dialah yang paling sabar menangani perangai buruk setiap pergerakanku, senang di saat aku lebih senang dari beliau, tertawa di saat aku begitu riang dengan keadaan, Marah di saat aku bersalahan pada sikap, rela menjadikan kepala beliau sebagai kaki demi anak yang ia begitu kasihi. Ibu adalah wanita tertangguh bahkan lebih tangguh dari semua laki-laki yang kukenal bahkan diriku sendiri. Tak ada sedikitpun kata nanti dan esok tapi sekarang adalah kata-kata yang terpatri dan beliau tepati sebagai kesungguhan diri. Ibu adalah wanita tangguh tertangguh, terkeras, tergigih, sosok idola anak yang apa mungkin mampu aku meniru serta mengikuti kegigihan dan keegoisan hingga tak perduli saat sakit maupun lemahmu. Ibu seorang yang tak perduli usia dan kenyataan bahwa usia nya sudah tak muda tetapi anak adalah segalanya.

Janjiku untuk ibu, bila nanti keluarga telah menyambut dan diri ini telah siap membinanya takkan kusiakan saat bersama mereka dan tak kan kukecewakan setiap detak mereka, dan ibu adalah segalanya untukku aku tak kan mengecewakanmu di saat dirimu begitu khawatir ketika melihat anak-anak mereka melupakan jasa-jasa seorang ibu ketika besarnya, doakan aku tidak seperti mereka karena aku telah rasakan hidup bersamamu, rasakan saat begitu berat kehidupan.

karya M. imam supriyanto @2008

Tidak ada komentar: