Minggu, 30 Maret 2008

Pertama, kedua, ketiga dan sembilan puluh sembilan

Berat hati yang melintas pada yang pertama
Sungguh inilah setetes air selayak embun bergetar diatas dedaunan talas
Bergolak dan tak jelas akan jatuh dan terpencar
Mengingat analogi pada keadaan hati
Terbaik dan terburuk bersama waktu
Perasaan dan prasangka pada yang kedua
Tak damai dan juga tak bermusuhan
Apa kata yang pantas, tak ada kesesuaian
Terbaik dan terburuk ada bersama hati dan waktu
Jenius, pandai, serta egoisme pada yang ketiga
Persimpangan dan kesejajaran prioritas
Pilihan serta kemungkinan
Imajinasi serta keputusan
Ketepatan dan keakuratan
Keinginan dan kemauan
Terbaik dan terburuk ada bersama hati serta kebijakan
Hidup pada yang kesembilan puluh sembilan
Semua hal adalah untuk kehidupan
Terbaik dan terburuk ada pada Tuhan, hati, perasaan serta prasangka, jenius, pandai, serta ego.

Doaku : “ Ya Allah inilah hidupku serta hidup kami jagalah segala yang Kau telah anugerahkan pada kami dan mudahkan perjalanan titian kehidupan kami”
Supriyanto “Quid Pro Quo”
karya m imam supriyanto @ 2008

Tidak ada komentar: